membaca diri
Mari kita
buka.
Pada
pasal berapa kita sudah membaca?
Melalui
lembar lembar aksara, yang kita tuai dari belantara otak.
Yang
kusam dan penuh debu.
Berapa
lama lagi?
Kita
menyimpan otak otak itu?
Bahkan
kau hanya membeli otak untuk pajangan
Tersimpan
di lemari kayu yang berasal dari hutan yang sama dengan otak
Bahkan
keduanya telah menjadi satu rupa.
Harus
berapa lagi jumlah otak yang kau timbun begitu saja?
Padahal,
disebrang sana, anak anak kecil mengais remah remah otak dipinggiran jalan.
Pada
kolom majalah, pada lembar Koran, pada lembar kertas gorengan, pada baliho
baliho berisi selogan tanpa makna.
Di pinggir
jalan, mereka mengais sisa sisa otak tua yang penuh debu dan noda.
Sementara
dikamarmu yang nyaman dan penuh wangi wangian
Berbagai
macam otak tergeletak tak dibaca.
Sukabumi-2020-10-07
Moch Rizky
Komentar
Posting Komentar