ada beberapa kawan yang berkomentar dan bertanya, bagaimana cara membuat puisi. meracik puisi seperti menyiapkan sebuah hidangan. puisi yang baik, dipilih dari materi dan diksi yang baik, digodog dengan emosi yang mantap, digoreng dengan panas yang pas, dipanggang dengan pembakaran yang panasnya sesuai. bahkan penyajian puisi tidak bisa dianggap biasa biasa, penyajian puisi musti dihidangkan dengan appetizer dan desert yang pas dengan main coursenya yaitu sang puisi itu sendiri.
meskipun begitu menghidangkan puisi bukan berarti musti memberikan rasa yang berlebihan dan terlalu berwarna. menciptakan rasa yang sederhana namun selalu diingat dan selalu dirindukan adalah sebuah kunci utama bagi saya. karna menurut almarhum eyang Sapardi Djoko Damono, puisi yang baik itu bukan puisi cengeng. dan versi saya puisi yang baik adalah puisi yang bisa bercerita. maka tugas sang penulislah untuk menceritakan pesannya kepada sang puisi. oke langsung saja check resep puisi ala penulis biadap ini.
- Menggunakan diksi dan bahasa yang sederhana (sehari hari)
puisi yang memiliki kekayaan diksi memang terkesan mewah dan menawan, namun seperti yang saya katakan puisi adalah sebuah masakan, dan masakan yang mewah cenderung minim peminat karna status mewah dan harga yang mahal. puisi pun layaknya makanan, diksi yang terlalu tinggi dan berbelit terkadang membuat para pembaca bingung dengan makna dan arti puisi, maka dari itu saya selalu mengusahakan memberikan sentuhan sederhana ini.- Mengajak pembaca kelatar cerita sehari hari
layaknya makanan, puisi yang disajikan dengan latar tempat dan vibe psikologis yang menarik akan membawa pembaca memahami pesan yang ingin kita sampaikan. selain itu, kehidupan sehari hari akan membawa kesan yang lebih sederhana. sudut pandang pun perlu diperhatikan. sudut pandang pelaku akan memberikan kesan pembaca yang mengalami, sudut pandang pengamat akan memberikan kesan pembaca yang mengamati kejadian
buatlah puisi saat anda bisa mencerna emosi dengan benar. puisi yang dibuat ketika sedih biasanya hanya akan membawa rasa sedih saja tanpa membawa keindahan sang puisi. begitu pula ketika marah, senang atau emosi lainnya. memberikan jarak juga adalah sebuah resep yang almarhum eyang sapardi djoko damono wejangkan kepada seluruh penyair indonesia. - anggap puisi anda hidup dan cintai mereka
satu resep terakhir penulis biadap adalah berbicara dengan puisi, puisi memiliki jiwa dan rasa, begitulah yang penulis biadap ini percayai, maka dari itu penulis selalu berbicara dengan puisi. caranya? baca puisi itu lalu buatlah argumen dalam diri sendiri seolah olah berbicara dengan wujud puisi. bila dirasa masih ada yang kurang, maka perbaikilah. juga tidak tertinggal setiap penyair musti mencintai puisi puisinya karena mereka adalah buah cinta penyair dengan imajinasinya sendiri, maka cintailah mereka
in the end puisi adalah sebuah kehidupan yang menyampaikan pesan. sebuah filosofi yang terendap dalam bungkusan unik, terkadang indah, memuakkan, membosankan, bahkan menyedihkan. namun sesungguhnya mereka hanyalah pembawa pesan dari sang penyair sebuah media sederhana.
"karena kita bukan nabi yang bersabda, maka bersajaklah!"
Sapardi Djoko Damono
go there! and farewell, we have our own life, don't trust other. make your own ways, make your own journeys. make your own tale to tell, make your story make your own history.
laugh so loud, cry so worst, angry like devil, kind like angel
make your tale be the best tale so everyone love to listen and love to tell your tale
penulis biadap-avis melivera-moch rizky
Komentar
Posting Komentar