forget-me-not
Pada pertengahan malam, aku telah berkaca pada jendela jendela ingatan
Di sudut ruangan sebuah buku tua dan secangkir kopi kudapati menunggu seseorang singgah
Pada kursi yang penuh debu
“Di rumah ini tidak ada kenangan” sahutku
Tapi lantai keramik dan cermin di dinding tetiba menuduhku tak punya hati
Sementara sebuah pisau yang tergeletak di atas meja seolah berkata
“Darahmu dapat jadi saksi?”
Pada dinding kayu dan lantai keramik aku tak dapati sepotong kisah
Selain jejak jejak air mata yang menetes dari pipimu
Sisa remah remah senyum di sudut ruang
Dan endapan tawamu yang renyah di sofa tempatmu duduk saat itu
Ruang ini masih hampa tanpa kenangan
Hanya saja
Bunga biru kecil
Dan bayangan mu yang sedari tadi nampak di hadapakanku seolah berkata
“Forget-me-not”
Sukabumi-28-07-2020
Ditulis bersama serumpun bunga biru “forget-me-not”
Horor kang puisinya... Kereen diksinya jadi merinding bacanya
BalasHapusUuuuuu ini sih dalem banget. Sedari awal seakan dibawa ke suatu tempat. Keren banget bisa membuat pembaca memvisualisasikan puisinya.
BalasHapus