sebuah catatan tentang diri sendiri #2

berbincang dengan hantu


 suatu hari, yang panuh ragu

aku berbincang dengan hantuku yang telah lama mati

suaranya masih parau seperti bangau

pada sebuah ruang hitam yang entah sejak kapan ada

aku bertanya perihal eksistensinya yang lama pudar

hantuku yang berbaju merah jambu itu tidak berkata

hanya tersenyum di pojokan ruangan hitam

lalu seketika ruangan pun menjadi cerah kembali.


sukabumi-2020-15-2020

ditulis ketika merah muda redup warnanya


pernahkah kita berfikir, apa sebenarnya kebenaran? atau berfikir mengenai baik dan jahat, tampan dan buruk, kaya dan miskin. kebenaran? apakah didunia yang serba topeng ini masih ada kebenaran?. dunia dimana semua orang menggunakan topengnya dihadapan siapapun bahkan apapun. sebuah dunia yang dipenuhi oleh kebohongan dimana milyaran manusia memenuhi muka bumi dengan topeng dan baju hitamnya yang menutupi koreng dan kudis ditubuhnya. jadi apakah ada kebenaran?.


namun pernahkah kita berfikir, apa sebenarnya kebenaran itu?. bukan kah kebenaran bagi setiap orang itu berbeda?. bukankah tiap isi kepala memiliki dunia versinya masing masing?. biar kuberitahu wahai diriku, kebenaran adalah apa yang kita percayai, bahkan pada hakikatnya kebenaran versi kita adalah sebuah kefanaan, sebuah kebenaran fatamorgana yang menjadi angan angan utopia yang manis. biar kuberi contoh agar lebih mudah. bagi anak kecil kebenaran adalah ketika ia merasa lapar lalu menangis, merengek minta susu pada mamanya. bagi seorang pria dewasa kebenaran adalah menjalani kehidupan sehari hari dengan menghadapi realita dan memaknai hidup. bagi seorang pencopet kebenaran adalah ketika ia bisa memakan sekotak nasi dari hasil copetannya. bagi seorang koruptor kebenaran adalah ketika keluarganya bisa hidup nyaman dari uang rakyat. bagi seorang pemuka agama kebenaran adalah ajaran agamanya, sementara ajaran lain 100% salah dan penuh kesesatan. bukankah bagi penganut agama islam kebenaran adalah kitab sucinya, Al-Qur'an? sementara bagi umat kristiani kebenaran adalah apa yang tertera pada keempat Injil?. dan lain sebagainya.


lantas jika seluruh pikiran manusia disatukan apakah kita bisa menemukan sebuah titik temu?. tentu ada satu titik temu bagi semua orang, hal itu adalah kepuasan dan keegoisan. jika kita pikir kembali pada akhirnya segala sesuatu yg dilakukan manusia hanya untuk mencapai ketentraman. seseorang yang bekerja melakukan pekerjaannya karena butuh uang untuk makan, kenapa manusia harus makan? dan kenapa manusia memilih milih makanan. selain untuk memenuhi kebutuhan harian, manusia pun menacari kepuasaan tersendiri yang diberikan ketika makan, sehingga setelah makan manusia bisa merasa lebih tentram. manusia menolong lainnya untuk memenuhi rasa kewajibannya sebagai manusia yang menolong sesama. ketika manusia menolong sesama dan berhasil, manusia akan mengalami sebuah perasaan bahagia dan tentram. bukankah pada akhirnya sama saja untuk kesenangan diri sendiri?.


lantas,, salahkah jika manusia mengatasnamakan keegoisannya atas hal lain? tentu tidak, manusia adalah mahluk yang selalu mencari arti, dan dengan memberikan arti dari segala perbuatannya meskipun arti tersebut hanyalah cangkang untuk menutupi keegoisan manusia. arti tersebut akan memberikan impact yang lebih besar kepada manusia lain dan kepada dirinya sendiri. semuanya menjadi sebuah simbiosis. dan siapa sangka? sebuah cangkang bisa menjadi impact dan katalis bagi orang lain?. namun begitulah adanya, manusia seolah beridealisme untuk tidak menilai segalanya dari cangkang, namun mereka sendiri adalah crustacea yang hanya bisa bertahan hidup karna ada cangkang tersebut. juga, karena manusia baru bisa disebut manusia ketika mereka memberikan arti bagi kehidupan.


jadi apa sebenarnya kebenaran? bagiku, kebenaran manusia hanyalah topeng bahkan topeng itu sendiri adalah kebenaran. namun diatas itu semua ada satu kebenaran yang tak bisa dipungkiri dan absolut, kebenaran tersebut adalah apa yang manusia sebut sang pencipta. Tuhan. meskipun begitu sejak kapan kita menyebutnya Tuhan? ataukah kita yang hanya mengarang namanya?. meskipun begitu kebenaran sejati hanyalah Tuhan, sang pencipta yang menjadi penulis skenario kehidupan. satu satunya yang menguasai panggung komedi yang maha besar ini. kebenaran absolut hanyalah Tuhan.


CHERIOOO

Komentar

Postingan Populer