Sajak selapis roti
Kubiarkan angin yang lelap mendekapmu
Bersama siulan rembulan yang pertama di malam itu
Aku yang terkubur pasir dan garam; hanya
Memendam pedih dan perih yang menusuk hingga ke tulang
Wahai karibku yang berziarah di pagi yang sunyi
Telah ku dentingkan batu batu delima yang bergemerincing bila tertiup angin
Dan telah kulepaskan belenggu yang menuntutmu untuk terus terpaku
Namun
Dalam keheningan ini
Aku tak menuntut apapun pada mentari yang berselimut debu
Atau awan dibawah roti lapismu
Kepadamu
Hanya sebuah siulan dari peri dan kecupan mesra sang embun
Yang kutitipkan pada pelangi di senja itu
Untukmu
Sesampainya di padang akhir
Tetaplah ingat padaku
Yang telah pergi terlebih dulu
Sukabumi 2019 10 12
Ditulis bersama keresahanku
Bersama siulan rembulan yang pertama di malam itu
Aku yang terkubur pasir dan garam; hanya
Memendam pedih dan perih yang menusuk hingga ke tulang
Wahai karibku yang berziarah di pagi yang sunyi
Telah ku dentingkan batu batu delima yang bergemerincing bila tertiup angin
Dan telah kulepaskan belenggu yang menuntutmu untuk terus terpaku
Namun
Dalam keheningan ini
Aku tak menuntut apapun pada mentari yang berselimut debu
Atau awan dibawah roti lapismu
Kepadamu
Hanya sebuah siulan dari peri dan kecupan mesra sang embun
Yang kutitipkan pada pelangi di senja itu
Untukmu
Sesampainya di padang akhir
Tetaplah ingat padaku
Yang telah pergi terlebih dulu
Sukabumi 2019 10 12
Ditulis bersama keresahanku
Bikin laper kak.
BalasHapusBtw tentang apa ini? Perpisahan kah?