paijo dan sungai karangsemi

dalam keheningan malam lelaki itu menanggalkan bajunya satu persatu, bermandikan sinar rembulan, tuibuh ringkih prias itu terbasahi peluh yang mengucur tak henti, namanya pak jono sering dipanggil paijo, seperti biasa sehabis narik becak kesayangannya dengan stiker maju jaya dia pergi ke kali untuk sekedar membasuh peluh yang membasahi tubuhnya itu, hari ini paijo sangat kewalahan, bahkan bisa dibilang sial, tak ada satu pun penumpang hari ini, paijo tak membawa apapun malam itu.
rintihan arus sungai dan gemesir angin malam menemani paijo, pinggiran nganjuk yang padat dan penuh dengan polusi hiruk pikuk yang tak pernah terhenti, sungai karangsemi sudah menjadi teman baiknya,selama puluhan tahun air karangsemi sudah bercampur dengan peluh paijo, sungai ini sudah menjadi saksi kehidupan pahitnya, malam itu seperti biasa  melawan angin malam yang menusuk hingga kedada, kira kira malam itu pukul 11 jangkrik belum bersahutan, tetapi katak sudah mangkal di pinggiran sungai menemani paijo menanti seekor jangkrik lewat dihadapannya.
banyak desas desus warga sekitar mengatakan bahawa sungai karangsemi ini penuh dengan penunggu, namun semua itu tidak digubris oleh paijo, hantu, jin ataupun setan tidak ia takuti, ada yang lebih paijo takuti dari itu semua, yaitu kemiskinan, angin mendesau pelan, menyibakkan ilalang ilalang tinggi di pinggiran sungai, pukul setengah 12 paijo masih menyundut rokoknya memikirkan anak dan istrinya yang kelaparan belum makan, sempat terpintas dalam pikirannya untuk merampok atau mencopet, namun ia baginya, apa yang akan ia sampaikan dihadapan tuhan kelak, ketika ia menjadi seorang kriminal, dan terlebih pula pasal akhirat lebih menyakitkan ketimbang pasal dunia.
ilalang itu bergioyang seirama dengan kenangan masa kecil paijo yang muncul seketika, memanggil manggil dirinya, mengajaknya bermain di dinginnya sungai, paijo termenung kehabisan kata, matanya basah oleh air mata, ia pun berdiri dan mulai melangkah.
keesokan harinya desas desus warga mengatakan bahwa telah ditemukan sebuah becak  berwarna hijau dengan stiker maju jaya tergelak di pinggiran sungai karangsemi tanpa  seorang pengemudi, tak jauh dari becak paijo ada sepasang sendal dan handuk kecil terbengkalai di pinggir sungai, dibawah sebuah pohon rindang yang tentram.

Komentar

Postingan Populer