sayap patah : kahlil gibran.

seorang pemuda dari lebanon, sedang mengumpulkan remahan hatinya yang telah hancur. gadis yang ia cintai itu memang lebih tua umurnya, tapi, cinta itu bukan soal umur. cinta adalah sebuah hasrat diri yang menginginkan isi, suatu hasrat yang tidak menginginkan kehampaan. ya hasrat cinta adalah keinginan tidak ingin hampa. seperti dunia ini yang menolak kehampaan. lalu inilah Kahlil gibran seorang pria dari lebanon yang khas dan bebas, seorang pencinta yang tidak terkekang dan bebas, seorang mistikus yang kharismatik dan penuh dengan pengaruh. tidak ada yang tidak mengenal kahlil gibran, seorang sastrawan ternama dengan berbagai karya karya fenomenal seperti sayap sayap patah, trilogi sang nabi, orang gila dan lain lain. karya karya gibran bila dideskripsikan dengan sebuah kalimat, maka akan terangkum dengan kalimat. " ekspresi akan kebebasan hidup manusia yang lemah, angkuh, haus akan cinta dan rindu akan ke-Ilahian. namun ada beberapa hal yang ingin saya bahas mengenai Gibran kali ini. yaitu Cinta, Manusia dan Tuhan.

    bagi gibran cinta adalah kesenangan dan kesedihan sebuah bentuk yang kontradiktif namun menciptakan keindahan, "jika kau mencintai seseorang, biarkanlah ia pergi. dan jika ia kembali, maka ia akan menjadi milikmu selamanya." sebuah kutipan dari gibran sendiri, sebuah kata yang bila diamati terasa romantis dan menyentuh hati. begitulah cara gibran mempengaruhi pembaca dengan buaian buaian cinta yang ia tawarkan. namun, apakah cinta memang seindah dan se sederhana itu?, jika ya itu cinta maka ia akan se sederhana dan seindah itu. namun tidak ada cinta yang murni, pada kenyataanya perasaan manusia itu tercampur aduk dan tidak jarang manusia membaurkan dua rasa yang kontradiktif. perasaan cinta yang sering gibran gambarkan begitu memabukan dan sederhana namun mempesona, tapi disinilah permasalahannya, " hanya cinta dan kematian yang dapat merubah manusia" bagi gibran cinta adalah sebuah mahkota yang akan membuat seseorang menjadi raja lalu menyalibnya diatas tiang salib hingga seluruh darah tak tersisa padanya, cinta pada kenyataanya sering diartikan oleh perasaan toxic yang tak berguna dan lebih sering mematikan fungsi fungsi logis manusia, dan cinta macam itulah yang lebih sering dikenal oleh masyarakat. hal ini tentu bisa terjadi karena salah tafsir akan karya karya yang mengangkat tema cinta. nyatanya karya karya gibran sering disalah artikan dalam penerapan, dijadikan snap Whatsapp kala sedih atau berbunga bunga, sementara apa yang ia maksud sendiri belum tentu seperti yang diartikan oleh sang pengarti. Pernyataan pernyataan Gibran memang seringkali jadi pusat missconception dan hal ini sejujurnya menandakan keterbatasan pemahaman pembaca sendiri mengenai cinta. "cinta adalah burung yang indah yang berharap untuk ditangkap namun menolak untuk dilukai,.

    manusia, dalam karya karyanya. seringkali Gibran menunjukan sosok manusia yang penuh hasrat, segala macam hasrat. dalam karya gibran kita dapat menemukan sebuah pattern yang sama mengenai manusia, Gibran menggambarkan manusia sebagai mahluk yang seringkali jujur pada diri sendiri, egois, ambisius dan penuh dengan keinginan. namun dilain sisi bentuk lemah dari manusia ini diperlihatkan secara jelas dengan gaya yang sederhana dan tua, gibran seringkali menampilkan manusia dengan sosok kekurangan dan tidak berdaya, penuh impian namun tak mampu meraihnya, lemah, pongah, munafik dan fanatik. hal ini sangat jelas merupakan sebuah kritik yang ia sampaikan mengenai kebudayaan yang terdapat di barat dan di daerah kelahirannya dimana banyak sekali berperan dalam memberikan inspirasi bagi tulisan Gibran. Gibran sendiri menampakkan manusia sebagai simbol untuk menyindir, sebuah cara bagi Gibran untuk menyampaian ketidak setujuannya akan suatu hal. singkatnya bagi Gibran manusia yang ia tuliskan adalah bentuk kritik yang konkrit bagi kebudayaan dan sosial. sebab baginya arti terpenting menjadi manusia adalah untuk merealisasikan apa yang dirindukan, maka ia merindukan sebuah keadaan sosial manusia yang ia rancang dalam Tulisan.

    dalam pembahasan mengenai Tuhan, Gibran sangat terinfluence oleh konsepsi Tuhan yang maha baik dan pemurah, namun dilain sisi menyadarkan manusia dengan cara yang tidak terduga. ya, ini gaya kebanyakan manusia mengonsepsi Tuhan dalam benaknya tentu, namun ada hal unik yang kita lihat dalam karya karya Gibran. baginya Tuhan bukanlah suatu zat yang membeda beda, ia ada dimana mana dan ia adalah Cinta, perkataan pertama nya adalah manusia, tentu bukan berarti secara serta merta seperti itu pula. namun bagi Gibran, manusia adalah point utama Fokusn Tuhan, hal ini tentu terpengaruhi oleh kepercayaan Abrahamaic, meski Gibran sendiri lebih universal dan liberal dalam beragama, namun konsepsi akan Tuhan yang tertanam pada nya adalah bentuk Tuhan yang maha segala dan penuh kebaikan, seperti yang disampaikan agama agama abrahmaic.

    tulisan ini hanya sebuah pendapat penulis akan sosok gibran, dan cara gibran dalam memahami beberapa hal. selain itu, bagi penulis gibran adalah sosok yang sederhana namun memadatkan makna dalam setiap karya. gibran sendiri adalah salah satu sosok pertama yang mempengaruhi penulis dalam berfikir dan menciptakan sebuah karya. dan bagi penulis sendiri, Gibran adalah referensi pertama bagia setiap penulis yang ingin mempelajari tulisan tulisan berat atau setidaknya Gibran adalah sosok yang asyik untuk dipelajari pemikiran pemikirannya.

Komentar

Postingan Populer