tentang mata air awet muda.

sudah berapa lama? disini? ya... bukan waktu sebentar sih, tapi... sudah berapa lama ya?, aku sudah lupa. bahkan, aku tidak tau lagi, ada dimana. aku hanya perlu berjalan, kata orang, perjalanan sejauh 10.000 li dimulai dari satu langkah, ya! aku hanya melakukan 1 demi 1 langkah. entahlah, aku tidak menghitungnya, aku sudah menyusuri tempat ini lumayan lama. tidak tidak, justru sudah terlalu lama, ha... andaikan ada air, aku sudah lupa kapan terakhir aku minum air, aku sudah tidak memilik tenaga untuk menebaskan pedang ku, padahal guru menyerahkan pedang ini sebagai bukti kesetiaanku, tapi aku menggunakannya sebagai tongkat untuk menopang tubuhku. ha... ini sudah terlalu lama, aku ingin melihat lagi, ini terlalu gelap. aku tak bisa merasakan kaki ku, aku hanya bisa terus melangkah, aku harus terus melangkah, aku harus mendapatkannya, ya, aku tak bisa pulang dengan tangan hampa, aku harus menemukannya. mata air itu, sumber kehidupan itu, aku membutuhkannya. ya... aku membutuhkannya, aku harus mendapatkannya, awet muda, air mancur awet muda, aku harus mendapatkannya! ya demi keabadian. aku harus sampai, aku harus sampai. ah! aku melihat cahaya, di depan, di depan sana, keabadian.
                            demi, keabadi-an
        a-badi        kea-badia-nnn
                                                          a-badi    ke-ab-bad-dian
ABADI!, aku harus abadi, aku harus abadi. ya. a. aku, harus, tanganku. aku harus meraihnya, satu teguk saja, tolong... aku harus, demi menemuinya. aku harus.

"BRUKKK!"


    "ini, disini sangat gelap, dan licin, hati hati banyak kerangka orang orang tamak."
    "ya, aku tak percaya, tempat seperti ini, ada tempat seperti ini. jika bukan karena, head lamp ini, kita tak bisa sampai kesini."
    "ah iya, jangan lupa, hutan yang kita lewati sebelumnya, sangat banyak tanaman beracun yang sangat berbahaya, bila saja kita menginjaknya tanpa alas kaki atau sepatu tebal seperti ini, kita tak bisa merasakan telapak lagi."
    "ya, tempat ini gila terlalu gila. hah, setidaknya kita harus menemukannya, berdasarkan rumor, tempat itu ada disni. hei perhatikan langkahmu!"
    "ah! maaf lampu ini tidak menyorot hingga kebawah. tapi jika dilihat dari keadaanya, dan jumlah mayat sejauh ini, aku yakin. pasti disini tempatnya."
    "ya, mata air awet muda."
    "demi kejayaan!"
    "demi kejayaan!"
    "demi kejayaan."
aku mendengarnya. aku mendengarnya. 2? tidak lebih, mungkin 4 atau 5, mereka mendekat. mereka sudah dekat!. ya, cepatlah kemari, aku ada disini, tolonglah aku. aku tak punya tenaga lagi.
    "aku melihat cahaya!"
    "ya, ya aku melihatnya"
    "ayo, bergegaas"
    "demi kejayaan!."
ah, kalian telah sampai... akhirnya, akhirnya... kemarilah, kemarilah! aku disini, mata air itu, ada disini!.
    "apa apaan ini!"
    "tak mungkin... ini, ini bukan yang kita cari, ini-"
    " ini kematian, keputus-asaan"
    "tempat ini, tak mungkin, ini..."
    "apakah ini makam kita?"
    "kau bercanda?, sudah sejauh ini? dan kita tak mendapatkan apa apa?"
    " hei, kau gila? kita harus kembali, setidaknya, meskipun tidak mendapatkan mata air awet muda, kita menemukan berlian berlian ini!, ini bukan hal biasa, kita bisa menjadi orang terkaya!."
    "tapi bagaimana kita pulang? persediaan air kita telah habis."
    " kita harus bisa keluar, untuk sekarang ayo istirahat sebentar, lalu kita ambil semua berlian itu. lalu pulang. kita harus kembali."
    "YA!"
bodoh, sangat bodoh, padahal aku ada disini, disampingku ada mata air yang kalian cari. kenapa kalian tidak menyadarinya, kalian tidak akan bisa keluar. kalian tidak akan bisa kembali, kalian tak bisa keluar dari sini, hah... sama sepertiku. kalian bernasib buruk. ratusan tahun, aku harus menunggu berapa ratus tahun lagi?.
    "hei... kau merasa pusing?"
ah... mulai, kalian mulai merasakannya.
    "ah, entahlah. aku mengantuk, aku tak kuat, a, ku harus tid-dur"
lihatlah, temanmu tak selamat, ia tidak tidur, ia mati.
    "hei, bangunkan aku jika kau sudah bangun."
kau akan bangun di tempat lain, mungkin jika beruntung kau akan melihat surga.
    "he! hei! kalian masih bangun? ayolah, seseorang har-harus berjaga, aku, mengantuk ju-ga."
    "ah... sudah ku kira, kalian sudah tidur semua, sialan. a-ku, akupun, aku akan tidur sejenak."
hah... lagi lagi, kesekian kalinya, kalian mati? ya... kalau begitu, sampai jumpa. aku masih harus menunggu sangat lama. mungkin 1000 tahun lagi, hingga mata air ini mengering.

Komentar

Postingan Populer