dandelion

aku berjalan ditamanmu saat itu, ketika syurga sepi dan para penghuninya lebih memilih berdiam diri didalam rumah, takut akan virus yang dikabarkan dapat merenggut nafas. ketika syurga sepi, Taman Tuhan begitu indah tak terjamah seorangpun. disana aku dapat mendengar suara seluruh tumbuhan yang telah ada selama waktu yang tak pernah bisa kita kira, suara tumbuhan lebih lembut dari arus air di sungai, lebih hangat dari siulan angin di musim panas, dan lebih mesra dari rincik hujan kala senja.
    di sudut taman, aku bertemu satu bunga ini, bunga putih yang anggun dan penuh kebebasan suaranya tegas namun lembut bertenaga, begitu muda dan penuh semangat yang membara, ketika kuhampiri, ia melambai dengan tangkainya yang ringkih itu. ia sendiri, tanpa bunga sejenisnya, sendiri disebuah taman luas yang pikuk oleh suara tumbuhan. lambaiannya begitu bersemangat, mengibaskan angin disekitarnya, menyambut senyum yang tersungging di bibirku. 
"halo tuan, sekarang sangat jarang melihat manusia disini, anda sungguh pemberani."
"hai bunga kecil, aku hanya berjalan jalan saja. bukankah hari hari yang indah harus dilewati dengan perasaan yang penuh sukacita?"
"betul sekali tuan, perasaan buruk hanya akan mengungkungmu menjadi lebih buruk, bekerja keras adalah hal yang paling baik."
"hahaha betul bunga kecil, kau penuh semangat sekali, meski begitu, wahai bunga kecil sampaikanlah padaku, mengapa kau mengurung diri sendiri disini? disebuah lapang yang kecil dalam taman yang luas dan pikuk oleh suara tumbuhan lain?."
"bukan begitu tuan, lahan ini, aku berharap disini tumbuh lebih banyak bunga sepertiku. bunga putih mungil yang ringkih"
"kau sungguh pemberani, jika Tuhan berkehendak, terjadi maka terjadilah"
"ya, andaikan Tuhan berkehendak."
    selepas percakapan itu, aku pergi meninggalkannya, menikmati keindahan taman Tuhan dalam kesepian. keesokannya, hal yang ajaib terjadi, bunga kecil dengan berbagai putik putih itu telah tiada, namun sekuntum bunga kuning yang indah mekar menggantikannya. taman itu masih sama, tanpa ada pengungjung selain diriku, nampaknya orang orang tak berani keluar karena wabah.
    beberapa waktu berlalu, bunga kuning yang menggantikan bunga putih dengan banyak putik itu telah tiada. lapang luas itu sepi. namun satu hal yang paling ajaib terjadi, diluar dugaan, bunga putih dengan banyak putik itu kini telah tumbuh dimana mana. seluruh taman dipenuhi bunga putih. aku tak bisa berkata, hanya saja satu hal yang terpikir olehku.
"jika tuhan berkehendak, terjadi maka terjadilah.

Komentar

Postingan Populer