Stasiun stadium 4
Kita berbincang dalam sebuah meja bundar dengan teko Dan gelas yang berisi teh hitam dari Kotaku. Sebentar lagi pukul 10 sahutmu, sebuah sekoci Dan burung bul-bul akan datang menjemput. Rumputan yang hijau dan lebah yang berdesing menggelepung fokusku terhadap wajahmu. Sejenak kupandangi setiap inchi tubuhmu. Alis tipis yang nampak sinis, tahi lalat manis di bawah bibir merahmu yang merekah bagai Sakura yang mekar di musim gugur. Senyummu masih tetap tipis Dan manis. Sejumput rosemary harum yang kau taburkan pada daging asapku menambah semrawut suasana. Gula Batu dalam tabung porselen. Senyum manismu semakin menambah liar imajinasiku. Senyummu menjalar jadi sebuah kecupan. Dari kecupan itu kini berkembang menjadi sebuah cumbuan. Suaramu memecah khayalku. "10 menit lagi" kabarmu, senyum manis yang masih sama. Hanya khayalku yang Tak mampu menyewa hotel Dan selimut. Aku Tak mampu mengkhayal lagi. Kini kutatap mata mu dalam dalam, tapi.
Yang kudapat hanya setangkai gladiol Dan anyelir merah.
Selamat tinggal.
😶...
BalasHapus