Sang penyair

Ini bukan tentang awal cerita
Atau tentang hati yang kembali menemukan rumahnya
Tetapi ujung pucuk es kini telah runtuh
Sayap sayapnya mulai merontokan bulu bulu kusam

Ini bukan awal cerita. sejak kutulis kisah ini, aku Tak bermaksud untuk menciptakan kisah baru atau apapun itu. Namun sekiranya nyawa-nyawa ku masih mengambang Dan bertebaran diangkasa, akan ku biarkan ruh mereka mencari pasangan baru.

Dari pucuk seroja kau tebar cerita lama
Ketika para anak gembala memainkan suling mereka
Dan lagu kaspia mulai berdengung dari dermaga
Telah kubiarkan gerbang terbuka.

Namun dari sekian banyak kisah, ini bukanlah cerita kasmaran anak remaja. Atau kisah cinta kera. Ketika para raja Tak bermahkota mulai mengatur tahta. Dan jeritan para pelayan meraung dari bilik dosa. Ada ruh yang berhembus Dan berbisik padaku "Sudah saatnya."
Inilah saatnya ketika gerbang terbuka Dan angin barat berhembus kencang. Inilah saatnya, Mari Kita kencang Kan pelana sekali lagi, Dan Mari Kita berdendang tentang lagu lagu perbintangan. Mari Kita tinggalkan sarang untuk berpetualang.

Sudah ku bilang
Ini bukan awal kisahku
Namun untuk kesekian Kali
Inilah awal petualanganku.

***

Dari kisah orang orang kuno yang murtad akan perbintangan
Sang penyair telah melepaskan belenggu dari tangan Dan bibirnya yang kelu, untuk sekali lagi menapaki bumi manusia.

Sukabumi-09-09-19

Komentar

  1. Waaaooww, 😲 dalam galaunya ya ...

    BalasHapus
  2. Mantap...
    Berjuanglah pada apa yang memang patut untuk di perjuangkan.. Tetap semangat.

    BalasHapus
  3. Sudah sulit diungkapkan dengan kata-kata, kalau syair atau puisi, memang kang rizky jagoannya 😁😁😁

    BalasHapus
  4. Awawaw ... Aku ikut deg2 an srlesai baca

    BalasHapus
  5. Puisi yang kek gini nih... Pengen bisa pakai bahasa-bahasa kiasan kek gini

    BalasHapus
  6. Menyayat y rasanya. Bagus n dalam hanya kadang terganggu dengan huruf kapital di tengah kalimat πŸ˜πŸ™

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer